Social Icons

Rabu, 20 Maret 2013

ALAT MUSIC TRADISIONAL


Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau,Sumatra Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai.
Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lemang, salah satu makanan tradisional Minangkabau. Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar.
Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik nafas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernafasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahkan angok (menyisihkan nafas).
Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memiliki style tersendiri. Contoh dari style itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Style Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Style yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
Dahulu, khabarnya pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku malapehkan pitunang Nabi Daud, buruang tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo mandanga buni saluang ambo, kununlah anak sidang manusia……dst



Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.[rujukan?]
Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.
Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Namun saat ini gamelan masih digunakan pada acara-acara resmi seperti pernikahan, syukuran, dan lain-lain. tetapi pada saat ini, gamelan hanya digunakan mayoritas masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah.



karinding, Pada awalnya saya mengenal alat musik sunda itu, suling, gamelan, calung, angklung dan kendang. Ternyata masih banyak khazanah kesenian dan alat-alat musik sunda yang beredar tetapi tidak terpublikasi dan tidak diajarkan sewaktu sekolah. Namanya Karinding, teman saya punya group musik ‘Karinding Attack” yang underground dan lumayan keren. Karinding sendiri adalah alah yang terbuat dari kayu, ukurannya kecil mungkin sebesar pulpen atau lebih. Dibunyikannya dengan meniup dan menggerakan bagian ujung.
Untuk yang pertama kalinya saya mendengarkan langsung pementasan seni karinding di acara diskusi seni dan lingkungan yang paradoks pada 28 April 2010 di Museum Barli, Bandung. Dua kelompok seni karinding yang menampilkan dan membuat saya takjub. Keduanya memberikan saya fenomena baru dalam dunia musik tradisional.Pada penampil pertama, yang menyajikannya dari Lembang. Saya tidak mencatat namanya, tetapi tahu asal mereka dari Lembang. Penampil pertama ini sangat sunda buhun. Membawa ‘harimau’ dan dupa yang dibakar. Liriknya juga rada-rada kesundaan baheula banget. Sangat tradisional dan sunda pisan. Dandannya jangan ditanya, kalau sunda pisan berarti lengkap antara baju pangsi, iket, kantong yang terbuat dari rami.
Penampil kedua dari Mahasiswa, uniknya ada perempuan dan tambahan alat musik yang ditiup yaitu suling dan satu lagi saya tidak tahu namanya, yang pasti seperti alat musik yang bisa menirukan bunyi burung berkicau, kalau ke Taman Wisata Alam Tangkubanparahau banyak penjualnya.
Kelompok Karinding sekarang semakin bertebaran. Saya ingat bahwa Dadang Hermawan yang terkenal dengan nama Utun, ketua FK3I Jabar, tokoh gerakan lingkungan dan seni sunda membawa Karinding pada ranah musik alternatif. Dengan kelompoknya bernama ‘Karinding Attack‘, Dadang sudah tampil dibeberapa even musik di Kota Bandung. Salahsatunya ketika pergelaran musik Underground, ‘karinding attack’ menyerang dari sisi lain. Ditengah musik-musik cadas, karinding attack muncul. Saya salut pada perjuangan Dadang ‘utun’ dalam mengkampanyekan seni sunda, kearifan lingkungan. Maju terus, Karinding! Yuuu mari kita ngarinding bareng! 


Kasapi adalah alat musik Jenis lute dengan badan mirip perahu, terdapat di beberapa
wilayah Indonesia: Kasapi, Sampek (Kalimantan), dan Salude (Minahasa).



Kolintang atau kulintang adalah alat musik khas daerah Minahasa,
Sulawesi Utara. Kolintang dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat
seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai
konstruksi fiber paralel. Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada
rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan
"Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: " Mangemo kumolintang".
Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang. Beberapa group
terkenal seperti Kadoodan, Tamporok, Mawenang yang sudah eksis lebih dari
35 tahun.Pembuat kolintang tersebar di Minahasa dan di pulau Jawa,salah satu
pembuat kolintang yang terkenal Petrus Kaseke.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

SEJARAH MUSIC

More on this category »

JENIS-JENIS MUSIC

More on this category »

TOKOH MUSIC

More on this category »